Untukmu Yuli

Nongkrong dengan perut kosong ditemani Fla, Yui, dan Boots serta segelas aqua dan minuman dingin yang telah lama mencair dari pagi hingga petang, begini terus berulang dengan setumpuk kerjaan yang pantang untuk ku tunda. Hati dan pikiran sebenarnya tidak pernah sejalan untuk menyelesaikan hal sampai tuntas, tapi kerasnya ego dan jaimnya diri menjadi benteng keterbengkalaian segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
Aku tidak suka kesendirian, karena aku selalu merasa kesepian, aku memikirkan tentang hari tua nanti yang akan ku tempuh bagaimana dan dengan siapa, namun apa pentingnya itu jika hari inipun kusia-siakan untuk menangis. Aku hanya berharap aku bahagia dengan caraku. Aku sudah mencoba segala cara yang tidak benar sampai yang benar, tapi aku tidak temukan apa yang selama ini menenangkanku, walau begitu aku terus berusaha sampai akhirnya kecelakaan terakhir yang menyakitkan. Aku putuskan untuk mencintai diri, tanpa bermusuhan, aku putuskan untuk tidak menanggapi apapun walaupun itu menyakitkan.
Sudah saatnya berbenah diri, sudah saatnya aku membahagiakan jiwa dan raga yang selalu setia membawaku hingga ke detik ini di tempat ini.
Nongkrong jika tidak ada guna dan hanya menghamburkan uang untuk apa, namun aku berusaha untuk tidak melakukannya sia-sia.
Langit senja adalah view terindah yang masih dapat kulihat, dan Yuli kamu terlalu indah untuk terbuang sia-sia.

Komentar

Postingan Populer