Perih


Aku berusaha untuk menaruh sebuah kepercayaan
Aku menjalani takdir yang Tuhan berikan
Aku berusaha menjalani yang kata mereka adalah baik
Tapi pada akhirnya kekecewaan demi kekecewaan selalu menerpa
Tanpa belas kasih
Tanpa tahu kalau jiwa dan ragaku telah lelah
Aku telah lama mati dalam bayang-bayang semu yang kubuat
Karena ketakutan dan ego melebihi batas apa yang sebenarnya ku impikan
Aku selalu sendiri ketika menuliskan sumpah serapah dan sajak kehampaan
Aku berharap tiada seorangpun yang tahu keterpurukan bahkan kebangkitanku
Aku berharap bangkit dari tidur panjang
Melalui hari dengan semangat yang tanpa henti
Tapi aku masih berada di lubang kenistaan yang berbeda namun kian menyiksa
Aku ingin hidup bebas
Aku termenung di ruang kosong, putih, beralaskan ambal sekitar 4 meter dari dasar
Ingin rasanya merebahkan badan dari ketinggian
Tapi akalku masih berjalan
Aku terlalu takut akan kematian
Karena mungkin sebenarnya aku masih punya harapan
Mimpi 0,01 % yang hingga saat ini masih ku genggam
Aku percaya akan ada hari dimana aku bisa menunjukkan senyum termanisku kepada Tuhan. kepada mereka yang ku sayang
Mataku masih juga berkabut putih
Hatiku tidak lepas dari perih
Aku tetap berusaha dalam letih
Demi suatu hari dimana jiwaku tidak lagi pedih

Komentar

Postingan Populer