Wedding Invitation


Aku menerimanya saat hujan mengguyur kota samarinda
Saat langit tidak secerah biasanya
Saat itu akupun tidak melihat wajahya karena aku pergi beberapa waktu
Untuk sesuatu yang membuatku menangis juga tersenyum
Sebuah undangan pernikahan dari sahabat lama yang sudah beberapa tahun terakhir jarang bersua
Sebuah undangan bergambar bunga sakura di sisi kiri bawah dan kanan atasnya
Undangan sederhana berwarna coklat anggun bertuliskan namanya dan pasangannya
Saat membacanya flashback ingatan masa2 SMP, pertemanan, canda tawa, pertengkaran, tangis, perpisahan, permohonan maaf, pertemanan kembali, sharing, tukar cerita, reuni terakhir ketika aku menemani dan mengambil foto saat dia mengenakan gaun pernikahannya di salah satu salon bridal sahabat kami pun terulang sangat jelas dan membuatku menangis haru. Aku juga menagis saat melihat dan mengambil fotonya mengenakan gaun pernikahan pra wedding, dia bertanya padaku kenapa aku tidak mencoba memakainya supaya ketularan, aku dengan senyum biasanya menjawab. Aku dulu pernah memiliki keinginan itu, menikah dengan acara sangat sederhana pakaian putih sederhana di pinggir pantai pulau hawai, tapi sekarang ketika aku mengingat keinginanku itu hatiku selalu sakit, aku tidak lagi benar-benar menginginkannya. ketidakpercayaanku terhadap sesuatu yang sakral. Aku tidak lagi percaya.
Aku tahu ketika aku mulai mengenang ini, ada bagian lain juga yang kuingat, ada bagian lain yang menyayat hatiku, ada ingatan lain yang belum redup ataupun padam, aku hanya mengecilkan apinya, agar bisa tetap bertahan hidup untuk sebuah masa yang Tuhan berikan.
Aku mengatakan yang sejujurnya secara tersirat tentang alasan kenapa aku tidak bisa menjadi pendamping pernikahannya, dia begitu marah, dan aku tahu dia yang sekarang bukanlah sahabatku yang dulu, tapi aku akan tetap memeluknya, aku tidak akan melupakan masa dimana kami pernah tertawa, dia  katakan bahwa dia tidak lagi percaya sahabat sejati, aku menjawab sambil tersenyum juga menangis sembari mengatakan kamu tidak salah berfikiran demikian, tapi ingatlah sahabatku tersayang, masa itu sudah berlalu, masa itu tidak akan terulang, masa itu hanyalah sebuah masa, tapi masa itu adalah masa dimana kamu memberikan senyum bahagia padaku, pada teman satu geng kita, dan masa itu tidak akan pernah berubah sampai kapanpun, aku sangat menyayangi kalian. Dia hanya terdiam dan bilang sudahlah jangan dibahas lagi, tapi aku tahu dia tidak marah, dia tidaklah jahat. Sangat susah ketika aku menolak ajakannya, kami telah berjanji beberapa tahun lalu, ketika salah satu dari kami menikah salah satunya akan menjadi pendamping, tapi aku terpaksa mengingkari, karena waktulah yang merubah semua. Jika aku lakukan itu aku akan menyakiti bagian yang lain, aku tidak boleh menampakkan diriku disana, karena akulah luka itu.
Tapi kemarin, aku memutuskan untuk melukiskan semuanya. Aku akan datang di penghujung acaramu, karena kamu adalah sahabatku, dan akan terus begitu dihatiku. Selamanya.

Komentar

Postingan Populer